Inilah Wanita Indonesia Pertama yang Tampil di Majalah Playboy Amerika


InfovideoFB - Bila Soetidjah yang dikenal Dunia dengan nama Dewi Dja adalah orang Indonesia pertama yang menembus Hollywood antara lain menari atau menjadi koreografer untuk film Road to Singapore (1940), Road to Morocco (1942), The Moon and Sixpence (1942), The Picture of Dorian Gray (1945), Three Came Home (1950) dan Road to Bali (1952).

Maka anak Dewi Dja bernama Ratna Assan juga bermain di filem Hollywood dan menjadi orang Indonesia pertama yang tampil di majalah Playboy sekitar tahun 1974.

Film yang dibintanginya berjudul Papillon (1973), dengan peran bintang utama Steve McQueen. Ratna berperan sebagai gadis Indian (bernama Zoraima) pacar Papillon (Steve Mc Queen). Dan tentunya sebagai gadis Indian adalah tanpa busana dari pinggul ke atas. Mungkin wajah Indonesianya juga yang membuat menarik. Dustin Hoffman juga bermain dalam filem ini.

Tentu saja adegan ini kena gunting sensor ketika Papillon masuk Indonesia.


Ratna Assan. Lahir pada 16 Desember 1954 di Torance, California, Amerika Serikat, dari pasangan Indonesia Ali Hasan dan Soetidjah.

Nama Ratna Assan melejit ketika membintangi film Papillon bersama Steve McQueen dan Dustin Hoffman pada 1973. Papillon menjadi film termahal (12 juta dolar) yang diproduksi pada masanya. Ratna berperan sebagai Zoraima, gadis Indian yang menolong seorang pelarian kriminal Prancis bernama Henri Charriere “Papillon” (Steve McQueen).

Penampilannya yang memukau dan wajahnya yang eksotis menarik Playboy untuk menampilkan Ratna dalam rubrik pictorial setahun kemudian.

Dibawah ini merupakan tulisan yang dilansir dari Tempointeraktif.com, yang ditulis pada 01 OKTOBER 1977.

“Ratna Assan si butterly girl bukan nama yang akrab, tapi penampilannya bersama Steve McQueen di Papillon menjadikan wajah dan figurnya begitu familiar,” tulis Playboy edisi Februari 1974.

Ratna, 21 tahun, untuk pertama kali datang ke tanah asal orangtuanya dilahirkan. Ratna sekarang bukan Ratna yang dulu lagi ketika muncul di Playboy dan Papillon. Rambutnya sepanjang pundak dan tubuhnya jadi sedikit gemuk.

"Sebetulnya dia mempunyai masa depan yang baik untuk main film," kata Naniek Tjokrowaspada, yang kenal Ratna sejak kecil. Dia bisa menari, fasih bahasa Inggris (dan mengerti bahasa Indonesia sedikit) dan pernah mendapat penghasilan AS$ 5.000 seminggu. Rupanya Ratna anak yang manja dan tidak mempunyai kemauan keras untuk menanjak ke atas.

Kontrak film sudah ditandatangani tapi dia tidak mau menghafal skrip. Atau tidak tepat datang ke tempat pengambilan film. Ketika dia menikah dengan seorang pemuda AS (mata pencahariannya sebagai tukang kayu) di Las Vegas, Ratna tenggelam sama sekali dari dunia showbiz. Perkawinan inipun tidak berlangsung lama, dan sempat menghasilkan Aisah Dewi, cucu Dewi Dja yang kini sudah 2,5 tahun.

"Sepulang saya dari Indonesia nanti saya ada kontrak dengan sebuah impresario untuk menari tarian Hawai," kata Ratna. Ini kesempatan baginya untuk mendandani jalan hidupnya. "Saya cinta dan kagum pada ibu saya," kata Ratna, "kalau ada kesempatan main di film Indonesia, saya ingin coba. Tapi saya tidak tahu caranya bagaimana untuk mendapatkan peran itu." Siapa mau? Dia juga bisa karate.