InfovideoFB - Setiap kawasan atau daerah di Indonesia pasti memiliki landmark yang menjadi ikon dari daerah tersebut. Kalau Jakarta sebagai Ibu Kota terkenal dengan Monas, maka Jam Gadang Bukittinggi adalah salah satu landmark yang ikonik dari Bukittinggi, Sumatera Barat. Kata Gadang sendiri berarti “besar” dalam bahasa Minangkabau. Jelas saja Jam Gadang setinggi 26 meter dengan luas 13 meter x 14 meter ini nggak akan Anda temukan di daerah lain. Sekalipun ada mungkin nggak sebesar Jam Gadang di Bukittinggi.
Ternyata Jam Gadang yang dibangun sejak tahun 1926 ini juga menjadi salah satu tempat wisata seperti Monas, Jakarta. Nah, kali ini YuKepo nggak lagi mengajak Anda untuk membahas sejarahnya. Mungkin kalau sejarahnya sudah banyak yang tahu ya, bisa Anda cari lewat Google atau pernah baca buku sejarahnya. YuKepo akan berbagi kisah misteri di balik Jam Gadang ini yang mungkin belum Anda tahu. Apa aja sih emangnya? Yuk cek rangkumannya di bawah ini...
1. Terdapat lorong bawah tanah
Jam Gadang ini ternyata punya lorong bawah tanah yang dibangun sejak zaman penjajahan Jepang dan disebut sebagai Lobang Jepang. Lobang Jepang ini dibangun oleh para pekerja romusha pada saat itu dan memakan banyak korban jiwa akibat kejamnya masa pemerintahan Jepang. Namun bila ditelusuri lorong bawah tanah ini bisa menuju Ngarai Sianok yaitu lembah yang berada di perbatasan kota Bukittinggi dan Benteng Fort De Kock.
Lorong ini juga kemungkinan banyak jalur menuju tempat lain yang dulunya digunakan sebagai tempat persembunyian dan berlindung. Yang menyeramkan di sini mungkin saat melewati jalur Lubang Jepang, Anda akan menemukan beberapa tengkorak yang berserakan. Tengkorak ini adalah korban dari para pekerja romusha zaman Jepang.
2. Jam Gadang dibangun hanya berbahan kapur, putih telur dengan pasir putih
Jam Gadang yang sudah dibangun puluhan tahun ini dibuat oleh arsitek bernama Sutan Gigi Ameh dan Yazin. Jam ini ternyata kado dari Ratu Belanda kepada sekretaris Kota Bukittinggi bernama Rock Maker. Yang menakjubkan dari Jam Gadang ini selain berukuran raksasa adalah bahan pembuatannya. Pertama kali Jam Gadang ini dibangun tanpa penyangga dan semen, tapi hanya dengan putih telur untuk perekat yang dicampuran dengan kapur dan pasir putih. Namun setelah beberapa kali mengalami renovasi barulah digunakan semen sebagai pengokoh bangunan.
3. Misteri kenapa angka 4 pada Jam Gadang nggak ditulis dengan angka romawi
Salah satu hal yang mungkin paling banyak dipertanyakan pada Jam Gadang ini adalah angka 4 yang nggak ditulis dengan angka romawi, sedangkan angka lainnya ditulis dengan angka romawi. Rumor yang beredar pada masyarakat setempat adalah angka tersebut merupakan simbol yang dipercaya sebagai 4 orang yang menjadi tumbal atas pembangunan Jam Gadang ini. Nah, kalau berdasarkan pendapat seorang pandai besi, angka 4 di tulis dengan IIII itu bisa lebih menghemat bahan bila dibandingkan dengan penulisan angka romawi pada umumnya (IV).
4. Ornamen pada Jam Gadang sudah tiga kali berubah
Anda tahu nggak kalau pertama kali Jam Gadang ini dibuat itu ada ornamen patung ayam jantannya? Ya, ternyata ornamen pada Jam Gadang ini sudah 3 kali mengalami perubahan. Setelah bentuk ayam jantan, ornamen ini diubah menjadi bentuk pagoda pada zaman penjajahan Belanda. Kemudian menjadi bentuk atap khas adat Minangkabau seperti saat ini setelah masa kemerdekaan.
5. Mesin jam ini hanya ada dua di dunia
Sekilas bila dilihat Jam Gadang ini sering disamakan dengan Big Ben, London. Beruntungnya Indonesia punya Jam Gadang yang merupakan peninggalan zaman Belanda yang bisa kita banggakan. Mesin jam yang berukuran raksasa ini ternyata baru ditemukan hanya ada dua di dunia lho. Tentunya keunikan ini mencuri perhatian banyak wisatawan untuk berfoto.
Sumber Tulisan: Yukepo