Misteri Anak Rambut Gimbal di Dataran Tinggi Dieng


InfovideoFB - Dieng adalah salah satu wisata dataran tinggi di Indonesia yang sudah terkenal dengan keeksotisannya.

Dieng ini letaknya di kawasan Wonosobo, Jawa Tengah.

Tempat ini selain menawarkan pemandangan yang luar biasa memukau, juga banyak destinasi wisata yang bisa kamu kunjungi seperti Telaga Warna, Gunung Prau, Bukit Sikunir, Kawah Sikidang, Sumur Jalatunda, Candi Bima, Candi Gatotkaca, Air Terjun Sikarim dan masih banyak lagi.


Namun, tahukah Anda kalau selain tempat-tempat wisata di atas, masih ada hal unik lain yang bisa kamu saksikan saat ke Dieng?

Mungkin beberapa orang sudah tau tapi bagi Anda yang belum tau, di Dieng ada yang namanya anak rambut gimbal. Jadi, beberapa anak-anak di kawasan Dieng memiliki rambut gimbal sejak dari kecil bukan dari lahir.


Kehadiran anak rambut gimbal menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat setempat. Bagaimana asal-muasal rambut anak-anak ini bisa menjadi gimbal ada 2 versi yang diyakini. Pertama, karena adanya gas belerang di Dieng. Kemungkinan ketika sang ibu mengandung, bisa jadi terlalu banyak menghirup gas belerang. Hal itu mengakibatkan dihasilkannya gen yang tidak sempurna sehingga si anak memiliki rambut gimbal. Namun, hal ini masih belum dapat dibuktikan.

Versi kedua, dipercaya rambut gimbal adalah titipan leluhur yaitu Kyai Kolodete dan Ratu Laut Selatan. Kyai Kolodete adalah orang yang berilmu sakti dan merupakan pembela bagi kaum rakyat kecil serta ditakuti musuh-musuhnya. Kyai Kolodete kabarnya dipercaya oleh Ratu Laut Selatan untuk menitipkan anak rambut gimbal di kawasan Dieng. Sampai akhirnya rambut gimbal itu kembali pada Ratu Laut Selatan melalui prosesi pemotongan rambut.


Menurut cerita para orang tua anak-anak rambut gimbal ini, sewaktu dilahirkan mereka sama seperti anak-anak biasa. Tapi ketika mulai menginjak usia kurang lebih 1 tahun, saat bangun tidur tiba-tiba mereka memiliki rambut gimbal. Kehadiran anak-anak ini dianggap istimewa oleh penduduk setempat dan tidak dianggap sebagai kutukan ataupun aib. Maka tidak mengherankan jika anak-anak ini biasanya lebih manja dari anak-anak lain pada umumnya.

Apa pun keinginan si anak akan selalu berusaha untuk dituruti oleh orang tuanya. Rambut gimbal itu sendiri tidak boleh dipotong sembarangan. Jika ingin memotong rambut gimbal tersebut ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu harus melalui ritual 'Potong Gombak', atas kehendak anak itu sendiri dan sesudah permintaannya dituruti. Maka biasanya, orang tua para anak rambut gimbal ini harus legowo dan menyiapkan tabungan untuk ritual serta keinginan si anak yang tidak terduga. Keinginan mereka bermacam-macam mulai dari yang mudah tapi ada juga yang tidak bisa dituruti.

Salah satu cerita dari penduduk setempat, ada seorang anak rambut gimbal yang menginginkan kepala ayahnya. Tentu saja hal itu tidak bisa dipenuhi. Sehingga anak itu tetap memiliki rambut gimbalnya hingga meninggal.


Sebelum ritual pemotongan rambut dilakukan biasanya ada ritual doa terlebih dahulu. Ritual doa diadakan di beberapa tempat seperti pemakaman Dieng, Candi Gatotkaca, Candi Bima, Kawah Sikidang, Telaga Balai Kambang, dan lainnya. Lalu pada malam harinya diadakan pencucian benda-benda pusaka yang nantinya akan dibawa saat mengarak anak rambut gimbal.

Ritual pemotongan rambut berlangsung sekitar 30 menit, dimulai dengan mengarak anak gimbal hingga ke kompleks candi untuk ritual pemandian. Setelah proses pemandian yaitu jamasan rambut selesai, mereka diarak kembali ke kompleks candi Arjuna untuk pemotongan rambut. Ada sesajen yang disiapkan dan ritual diakhiri dengan menghanyutkan rambut gimbal ke Telaga Warna yang airnya berhilir ke Pantai Selatan, kembali pada sang ratu.

Sumber Tulisan: Yukepo