Ibu Kota Indonesia Bakal Dipindah Ke Palangka Raya, Inilah yang Akan Terjadi Kemudian Pada Jakarta....


InfovideoFB - Presiden Jokowi, baru saja mewacanakan soal perpindahan ibu kota Indonesia.

Hal ini mungkin dikarenakan Jakarta sudah tak lagi sanggup untuk menanggung ‘beban’ ini lagi. Lalu, kota apa yang paling cocok untuk gantikan Jakarta beserta kesemrawutan di dalamnya?


Dikutip dari okezone, "Jakarta cocok jadi kota bisnis, kota dagang gitu ya. Kayak New York atau LA (Los Angeles)," ujar Pakar Tata Kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Denny Zulkaidi.

Dia menjelaskan, sebenarnya jika berkaca dari negara-negara maju di luar negeri, pusat pemerintahan itu dipisahkan dengan daerah bisnis. "Pusat pemerintahan dengan bisnis ya jangan terlalu dekatlah. Kalau bisnis ya jalan saja sendiri. Enggak perlu support, backup, beking dari pejabat," ujarnya.

Menurut Denny, di AS kota bisnis berpusat di New York, sedangkan ibukotanya berada di Washington DC. Begitu pun untuk tingkat provinsinya. Kota besar dan Ibu Kota seyogyanya dibuat terpisah. "Misalnya di California, itu kota besarnya Los Angeles, tapi Ibu Kotanya Sacramento. Kalau kita kan banyak yang merangkap, Ibu Kota sekalian kota besarnya. Surabaya contohnya Ibu Kota plus kota besarnya di Jawa timur.

Ibu kota Indonesia sendiri nantinya akan berpindah ke Palangka Raya.

Banyak yang beranggapan jika Palangka Raya sangat cocok untuk gantikan Jakarta sebagai Ibu kota Indonesia. Hal ini karena kota yang berada di provinsi Kalimantan tengah itu memiliki banyak keunggulan.

Dikutip dari jawapos, Di Palangka Raya, negara bisa sepenuhnya hadir untuk menjadikan pilot project tata ruang yang berkeindonesiaan. Dari aspek geografis, Palangka Raya juga merupakan hamparan datar.

"Tuangkan ide, cita dan gagasan dalam membangun ruang daratan, bawah tanah, maupun udara yang akan menjadi blue print sekaligus contoh tata ruang Indonesia," ujar Arteria.

Di samping itu, lanjut dia, Kota Palangka Raya berada di Pulau Tua yang tidak terkena ring of fire, tidak memiliki gunung api aktif, dan bukan daerah gempa. Sehingga, dapat dikatakan kota tersebut miskin ancaman kebencanaan, termasuk juga pengaruh kenaikan muka air laut, akibat pemanasan global.

"Berbeda dengan Jakarta, sebaik apapun kita mengelola Jakarta, siapapun gubernurnya, akan menghadapi fenomena alam yang maha dahsyat," tutur dia.

Menurut dia, ideal dan bagus sekali untuk menjadi buffer atau benteng pertahanan. Nah, dari aspek Nawacita yakni dengan membangun Indonesia dari pinggiran, Palangka Raya sangat cocok sekali untuk membumikan cita-cita pemerintahan Jokowi itu.

Kata Arteria, lokasi daerah itu dekat dengan wilayah perbatasan darat Indonesia-Malaysia. Sehingga, dapat menjadikan program pengembangan wilayah perbatasan menjadi optimal. Arteria yakin apabila ibukota pindah ke Palangka Raya, seluruh garis batas dan titik terluar wilayah Indonesia akan menjadi etalase dan serambi muka sehingga tidak hanya entikong, semua titik akan menjadi pos lintas batas negara. Sekaligus membuktikan bahwa Indonesia lebih hebat dari Malaysia.

"Pastinya juga akan mengurangi tingkat kejahatan wilayah perbatasan seperti penyelundupan, perdagangan narkotika, illegal logging, illegal fishing, perdagangan manusia, terorism dan lainnya," ujar dia.

Dari aspek ketersediaan lahan, Palangka Raya memiliki tanah yang luas. Luas Palangka Raya yakni 1.678,51 km2, lebih dari empat kali lipat luas Jakarta yang hanya 661,52 km2. Antisipasi perkembangan sekalipun sangat ideal di mana Palangka Raya berada di provinsi Kalimantan Tengah yang luas provinsinya dua kali luas Pulau Jawa. "Jadi sangat ideal kan, apalagi jumlah penduduknya relatif sedikit," ucap Arteria.